Kudhi pada Candi Sukuh Kudhi pada Candi Sukuh Kudi atau kudhi adalah alat bantu pekerjaan untuk membelah atau memotong benda keras, seperti parang. Sebagaimana parang, kudi hanya memiliki satu sisi tajam, berbentuk agak melengkung menyerupai celurit tetapi bagian pangkalnya membesar. Bentuk kudi yang lebih langsing dapat dipergunakan sebagai senjata. Senjata kujang dianggap sebagai kembangan dari kudi. Asal kata "kujang" konon adalah "kudi hyang" atau "kudi milik dewa". Tokoh pewayangan Bagong versi Banyumas, dinamakan Bawor, digambarkan mengenakan kudi sebagai senjata pegangannya (curiga). Oleh orang Banyumas, kudi dianggap sebagai salah satu identitas budaya Asal muasal kudhi menurut mitos hampir sama dengan penciptaan wayang kulit oleh para wali. Wayang kulit merupakan kreasi dari para wali penyebar Agama Islam. Karena sepintas lekuk bentuk perut kudhi mirip dengan bentuk Kata Allah, maka kudhi identik dengan perkembangan Islam di Banyum
Pusaka Suratman Kethip Keris Suratman Kethip Guminah Pekalongan tentu saja terkenal dengan julukan kota batik. Tetapi di dunia Tosan Aji, Pekalongan mempunyai kerisnya sendiri? Keris Endemik Pekalongan sepasang Keris Suratman Kethip & Guminah. Kethip diambil dari nama mata uang jaman dulu yang berbentuk koin kuno. Keris Suratman memiliki gambaran timbul (relief) bulatan bulatan uang kuno di sepanjang bilah, ada yang terpisah (dinamakan : suratman kethip) ada pula yang bertumpuk berjajar (dinamakan : suratman lethrek). Keris pusaka yang di yakini asli empu Pekalongan, juga memiliki ciri khas lain yakni besi yang keras mampu menancap di koin yang diyakini memiliki campuran besi Brojoguno. Pasangan dari keris ini adalah Gaman Guminah yang jika diketukkan ke koin logam maka akan menempel di sisinya. Keris Guminah sukar diketahui karena tidak ada ciri khusus pada wilahnya. Biasanya keris ini menjadi pendamping keris Suratman Ketip untuk disimpan bersama. Pusaka ini biasanya mema
keris dijual , keris dimaharkan , keris mahar terjangkau Keris Tuban Keris Tuban Hampir bisa dikatakan tidak ada keris Tuban yang luk. Bentuknya sederhana, namun gagah. Rata-rata berdhapur Tilam Upih atau Tilam Sari. Bagaimana melihat keistimewaan keris-keris pesisiran ini? Tuban pada abad XV adalah daerah yang gemerlap, karena di sana terletak pelabuhan besar yang menjadi kota kesyahbandaran Kerajaan Majapahit. Sebagai kota pelabuhan, terbentuk masyarakat yang terbuka, blak-blakan, dan toleran. Ini juga tercermin dalam hasil budayanya – termasuk keris. Maka dari itu, secara sosiologis orang pesisir lebih suka pada hal-hal yang praktis, lugas, dan fungsional. Keris Tuban yang lurus turut menandai bahwa figur orang pesisir tidak suka bertele-tele. Kendati Tuban silih berganti menjadi vasal kerajaan-kerajaan besar di tanah Jawa, dari Majapahit hingga Mataram, namun ternyata keris ciptaan para empu keris Tuban selalu mempunyai ciri yang sama dan mudah dikenali. Saat ini didapat
Komentar
Posting Komentar